Analisis Debit Fluida Kerja dan Putaran Mesin terhadap Kinerja Sistem Pendingin Mesin Diesel
Keywords:
kinerja, debit fluida kerja, efektivitas kerja, sistem pendingin, mesin dieselAbstract
Perpindahan panas pada sistem pendingin mesin diesel atau bensin bertujuan untuk menjaga supaya mesin selalu berkerja pada yang optima, yaitu antara 80 sd 90 0C. Hal ini untuk memperoleh kinerja mesin yang optimal dan menghidari terjadinya panas yang berlebih (overheating) yang dapat merusak komponen mesin. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur debit fluida kerja, kecepatan udara pendingin, dan jenis fluida kerjanya. Efektivitas panas banyak digunakan untuk menganalisa perbandingan berbagai jenis penukar kalor dalam hal memilih vareabel tersebut yang terbaik untuk digunakan sebagai acuan pada setiap vareasi putaran mesin. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah eksperimen dengan vareabel bebas debit fluida kerja (Q1 , Q2 , Q3 , Q4 ,dan Q5 ) dan putaran mesin (n1 , n2 , n3 , n4 , dan n5 ), pengukuran temperatur udara masuk (Tu_in), dan keluar (Tu_out), serta temperatur fluida kerja masuk (Tfluida_in ) dan keluar (Tfluida_out). Metode analisa data yang dipakai pada penelitian ini adalah analisis varian untuk klasifikasi dua arah, model efek tetap. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan korelasi atau hubungan antara debit fluida kerja dan putaran mesin yang tepat, sehingga didapatkan nilai efektivitas panas yang terbaik pada sistem pendingin mesin diesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju perinpindahan panas berbanding lurus dengan debit fluida kerja. Nilai efektivitas panas berbanding lurus dengan putaran mesin atau debit fluida kerja. Kinerja system pendingin mesin dapat meningkat dengan meningkatkan debit fluida kerja dan atau putaran mesin. Debit fluida kerja yang terbaik pada setiap vareasi putaran mesin berdasarkan hasil perhitungan data adalah saat debit tertinggi yaitu 13 [Lt/menit]